Abdy: Perang Dagang RRC-AS Layaknya Perang Dingin

  • by

Hampir semua negara di dunia saat ini menghadapi situasi yang membutuhkan perhatian serius, yaitu pandemi global covid-19. 

Abdy: Perang Dagang RRC-AS Layaknya Perang Dingin
Politisi PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) Abdy Yuhana.

Bandung, – Politisi PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) Abdy Yuhana mengungkapkan saat ini perkembangan global begitu pesat kemajuannya, ketika negara-negara di dunia berlomba dengan memperlihatkan keunggulannya di berbagai bidang.

Meskipun, ujar Abdy, hampir semua negara di dunia saat ini menghadapi situasi yang membutuhkan perhatian serius, yaitu pandemi global covid-19. 

“Dalam konteks perkembangan global tersebut yang menarik adalah persaingan terutama di bidang ekonomi antara RRC dan Amerika Serikat (AS), kedua negara tersebut berebut pengaruh dalam konstelasi negara-negara dunia,” ujar Abdy, baru-baru ini. 

“RRC memiliki konsep BRI ( Belt and Roads Initiatiive) yang merupakan pengembangan dari OBOR (one belt one road initiatives) dimana mereka ingin menghidupkan kembali jalur sutra dengan memanfaatkan jalur perdangan dan budaya di sepanjang Asia Selatan, Asia Tengah, Eropa dan Timur Tengah yang pernah dibangun pada masa Dinasti Han abad 200M,” tambah Ketua Persatuan Alumni GMNI Jawa Barat itu. 

Sementara itu, sambung Abdy,  Amerika Serikat pasca Uni Soviet bubar, menjadi negara adidaya kuat yang terus ingin memperlihatkan supremasinya di dunia. Pada saat perang dingin pun supremasi itu sudah berjalan melalui  program bantuan Marshall Plan.

“Dengan program itu menjadi ‘ the invisible hand’ yang memiliki  kendali terhadap negara lain,” ujar Abdy 

Negara-negara lain pun, ujar Abdy, terus berbenah untuk meningkatkan daya saing mereka agar tidak tertinggal dalam peta persaingan global, terutama perang dagang. Mereka tidak ingin posisi mereka  hanya sebagai penonton.

Sedangkan Amerika serikat dan RRC sangat terlihat dalam mempertontonkan perang dagang tersebut yang banyak dikatakan layaknya perang dingin, ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet (sebelum bubar) berebut pengaruh.

 Dan yang menjadi sasarannya adalah wilayah Asia Pasifik dan Afrika.

 “Sementara, negara-negara Eropa tidak mau terlibat persaingan kedua negara tersebut, dengan melepaskan diri dari dua kekuatan negara tersebut ,dan memposisikan diri sebagai kekuatan ekonomi tersendiri,” ujar Anggota DPRD Jabar itu.

Sumber : https://www.gesuri.id/pemerintahan/abdy-perang-dagang-rrc-as-layaknya-perang-dingin-b2cBxZ3TM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *